Beberapa orang memprediksi volatilitas pasar finansial akan terus berlangsung hingga beberapa bulan kedepan dan telah melalui banyak tantangan. Salah satu hal yang bisa menjadi pertimbangan adalah kekhawatiran atas ekonomi Eropa dan Amerika Serikat yang akan kembali masuk kemasa resesi. Krisis utang di Eropa saat ini bagaikan hewan liar yang terluka, dimana sewaktu-waktu bisa menjadi ancaman yang sangat berat.
Sementara dari AS, Federal Reseve sepertinya tidak bisa berbuat banyak, meskipun telah menurunkan tingkat suku bunga jangka pendek dan menengah. Akan tetapi, tentu saja 'kartu tarot' para analis tidak selamanya tepat. Bisa saja para pemimpin Eropa tiba-tiba menemukan cara untuk menyelesaikan krisis hutangnya, merekapitalisasi bank setempat dan membayar hutangnya. Sedangkan dari Washington, mungkin saja tiba-tiba muncul jalan untuk mencairkan kredit perumahan yang selama ini telah membeku. Sehingga lapangan pekerjaan kembali tumbuh. Namun, apakah semua prediksi ini terlalu optimitis.
Menurut Perencana Investasi Harris Private Bank di Chicago, Jack Ablin, dimana terdapat lima langkah yang bisa dilakukan dalam menghadapi pasar yang buruk, seperti yang berikut dibawah ini :
1. Menyusun strategi yang tepat sebelum masuk market.
Apabila anda ingin berinvestasi pada saham, ada kesempatan bearish dalam market. Anda bisa membeli saham berkualitas tinggi saat pasar saham jatuh. Cari perusahaan yang akan memberi dividen dalam waktu dekat. Jika anda tidak ingin mengeluarkan dana terlalu besar, berinvestasilah secara bertahap melalui saham-saham yang memberikan dividen setelah itu anda bisa keluar.
2. Rencanakan Keuangan anda sebelum berinvestasi.
Uang tunai pernah menjadi 'dewa' sebelum pada akhirnya nilai tukarnya jeblok. Akan tetapi bukan berarti
anda tidak bisa mendapatkan untung dari uang tersebut. Fokuslah pada kebutuhan jangka pendek terlebih
dahulu untuk sesaat, seperti dana darurat, pengeluaran asuransi, tagihan pajak dan lain-lain. Hindari
menyimpan uang pada asuransi atau bank yang memiliki eksposur ke Eropa. Cari bank yang berbunga
simpanan dengan rendah namun memiliki keamanan yang dapat dipercaya.
3. Cangkok 'dana pensiun' anda.
Dana pensiun yang dimaksud bukanlah dari tunjangan hari tua, melainkan uang lebih yang bisa anda hasilkan dari pasar saham. Jangan berhenti untuk berinvestasi hanya karena pasar sedang turun. Anda bisa memborong lebih banyak saham begitu indeks sedang jeblok. Kemudian cari perusahaan-perusahaan yang bagus, tidak hanya dibursa dalam negeri melainkan cari hingga kenegara-negara berkembang. Ini merupakan cara yang paling baik untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
4. Lindungi aset yang telah anda miliki.
Apakah anda telah memiliki berbagai macam asuransi atau simpanan uang muka untuk rumah yang akan
digunakan dalam waktu dekat? Kalau begitu, tidak ada gunanya anda masuk ke pasar modal. Lebih baik konsentrasi terlebih dahulu kepada hal tersebut diatas. Lebih baik anda cari kredit kepemilikan rumah (KPR), yang berbunga rendah atau asuransi dengan premi yang tidak terlalu besar untuk mengamankan aset yang anda miliki.
5. Jujurlah kepada penasehat keuangan anda.
Apabila menurut anda resiko sudah mulai naik pada tingkatannya, sepertinya anda perlu berkomunikasi
dengan penasihat keuangan anda dengan segera mungkin. Pertanyaan yang paling berat adalah, anda siap
rugi sampai berapa banyak? Apakah 10 persen, 20 persen atau tidak sama sekali? Jika anda menjelang
pensiun, mintalah penasihat keuangan anda untuk melakukan hedging terhadap portofolio saham anda ketika pasar sedang mengalami jatuh.
0 comments:
Posting Komentar