Pages

6 Jun 2013

Trading itu Membosankan atau Menegangkan ?


Belajar Trading Online Indonesia
Melihat dari dekat tentang pekerjaan trader sering identik dengan keadaan transaksi mereka. Tapi keadaan seperti ini membuat trader terkadang jenuh, bosan, tapi juga merasa tegang bila mendadak terkena badai. Nah sebab inilah kita akan mengulas tentang keadaan dimana trader bisa mengalami bosan dan juga bisa mengalami ketegangan akibat ulah dari transaksinya. Cara mengatasinya pun akan diulas dalam artikel ini.

Menegangkan

Sewaktu sedang trading terkadang kita merasakan terburu-buru ingin open posisi. Misalnya saja sewaktu harga turun tajam kita terburu-buru ingin open posisi sell takut ketinggalan pergerakan. Dann sewaktu harga naik tinggi kita juga terburu-buru ingin open buy takut kehilangan moment. Setelah order dilakukan yang ada malahan jantung berdebar-debar karena takut akan kerugian. Jadinya tidak nyaman diri kita. Ketika floating banyak, akhirnya trader melakukan cut loss. Selesai cut loss e.. benar saja harga langsung kembali naik tinggi. Nyesel deh...

Tahukah kenapa ketika Anda buy harga malah turun, dan ketika Anda sell harga malah naik. Sebetulnya inilah yang disebut emosi. Jika Anda mengandalkan logika di dalam trading, hasilnya mungkin tidak sesuai dengan apa yang Anda harapkan.

Yang mendominasi dalam trading adalah bukan logika, bukan pikiran-pikiran jernih melainkan perasaan. Perasaan Andalah yang mendominasi terjadinya pergerakan market. Jadi, rasa takut, cemas, berani, atau serakah adalah faktor yang bisa menggerakkan market yang sebenanya. Seandainya Anda menggunakan logika di dalam transaksi maka hasilnya akan sangat membosankan.

Membosankan

Kenapa bisa membosankan? Karena trading itu monoton. Anda harus  menghitung MM, mengikuti system dan rulenya. Menghitung pula risiko dan profitnya. Hal itu akan terus Anda lakukan untuk menghasilkan profit yang konsisten. Bukan hanya sekali, namun dilakukan setiap hari terus-menerus.

Ketika ada trader yang mampu bilang lakukan buy di harga 1.20394 atau sell di harga 43.28 maka hal itu menunjukkan logika. Dalam jangka panjang terkadang hal itu meleset, dan tidak sesuai dengan angka-angka yang telah diberikan. Jadi jangan dikira trader profesional mau memberikan angka-angka untuk memberikan ulasan prediksinya. Mereka akan selalu mengatakan ‘mungkin’ atau ‘dimungkinkan’ dalam menyampaikan ulasannya. Karena mereka tahu apa yang diberikannya suatu saat akan salah dan tidak tepat.

Kesimpulan

Trading merupakan hasil dari perasaan yang dilakukan oleh trader diseluruh dunia. Market dibentuk bukan berdasarkan dari logika, namun dari rasa takut, serakah, maupun kekhawatiran orang-orang yang bertransaksi di dalamnya. Andaikan saja logika yang digunakan pada trading, pasti trading itu akan membosankan, namun bila Anda menggunakan perasaan tanpa emosi di dalam forex maka hal itu tidak akan menegangkan.

Setujukah Anda mengenai ulasan di atas? Sampaikan pendapat Anda pada kotak post di bawah ini.

0 comments: